Rabu, 26 Oktober 2016

Studi: Rokok Elektrik Bantu Cegah Badan Menggemuk Setelah Berhenti Merokok



Jakarta, Perokok cenderung memiliki badan yang lebih gemuk setelah berhenti merokok karena nafsu makan yang meningkat. Studi terbaru dari Inggris dan Selandia Baru menyebut hal ini bisa dicegah dengan rokok elektrik.

Linda Bauld, pakar kebijakan kesehatan dari Stirling University, menyebut kandungan nikotin dalam rokok merupakan salah satu zat yang mengontrol nafsu makan. Ketika perokok berhenti dan tidak lagi mendapat nikotin, nafsu makan mereka bertambah.

Hal ini bisa ditanggulangi dengan rokok elektrik, di mana rokok elektrik tetap mengandung nikotin namun terhindar dari bahaya asap rokok dan tembakau. Dengan begitu, nafsu makan bisa dikurangi dan mantan perokok tidak mengalami kegemukan.

"Berat badan bertambah dan nafsu makan meningkat merupakan alasan mengapa perokok enggan untuk berhenti. Karena itu kita harus mencari cara alternatif agar mereka bisa terhindar dari bahaya tembakau sekaligus mengontrol berat badan," tutur Bauld yang juga merupakan Deputi Direktur di UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies ini, dikutip dari Reuters.

Bauld mengatakan penelitiannya tidak menjamin mantan perokok yang menggunakan rokok elektrik menjadi lebih kurus. Meski begitu, penggunaan perasa makanan pada rokok elektrik disinyalir dapat menjadi sensasi tersendiri yang dapat menggantikan keinginan untuk makan.

Terlebih, Bauld mengatakan rokok elektrik memiliki risiko bahaya yang lebih rendah daripada rokok tembakau. Hanya saja, penelitiannya tidak bisa dijadikan alasan promosi rokok elektrik lebih sehat dari rokok tembakau.

"Sejumlah penelitian menyebut manfaat yang didapat dari rokok elektrik lebih besar dari risiko bahayanya. Bahkan bahaya rokok elektrik hanya 5 persen dari risiko bahaya yang dimiliki oleh rokok tembakau," ujarnya.

Di sisi lain, Susan Jebb, profesor bidang diet dan kesehatan masyarakat dari Oxford University, meminta masyarakat berhati-hati menanggapi hasil penelitian ini. Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat efek rokok elektrik untuk jangka panjang sehingga penggunaannya pun harus hati-hati.

"Memang ada sejumlah bukti yang menyebut rokok elektrik dapat mengurangi nafsu makan ketika berhenti merokok, anggap saja itu bonus. Yang harus diperhatikan adalah rokok elektrik bukannya tidak berbahaya sama sekali dan tidak bermanfaat untuk menurunkan berat badan bagi yang tidak merokok," tukasnya.

Studi ini diterbitkan di jurnal Nicotine & Tobacco Research.

Jadi bagi kamu yang benar-benar ingin berhenti merokok mungkin tak ada salahnya jika mencoba rokok elektrik. Meskipun bisa mencegah kegemukkan dari berhenti merokok, namun rokok elektrik juga memiliki risiko bahaya seperti rokok tembakau walaupun menurut penelitian risiko bahayanya sangatlah kecil. Tapi yang jelas belum ada penelitian lebih lanjut untuk dampak jangka panjangnya.
Dan alangkah baiknya lagi jika kita sama sekali tidak mengkonsumsi rokok, baik itu rokok bertembakau maupun rokok elektrik.
Sekian dari artikel ini, terima kasih.

Sumber : DetikCom

2 komentar: